Landasan pacu (runway) adalah bagian yang paling vital dari sebuah  bandara. Panjang landasan tiap bandara beragam yang disesuaikan dengan  kebutuhan. Indonesia sendiri memiliki beberapa bandara Internasional  dengan landasan pacu yang cukup panjang. Hingga kini, bandara Hang Nadim  dengan panjang runway 4,025 meter, masih merupakan bandara dengan  landasan pacu terpanjang di Indonesia. Namun nantinya, pada tahun 2012,  Hang Nadim akan menempati posisi kedua saat bandara Kuala Namu di Medan  mulai beroperasi dengan landasan pacu sepanjang  4.450 meter. Wah  panjang amat yah! Buat bandingan saja, saat ini bandara dengan runway  terpanjang di dunia adalah Qamdo Bangda Airport (RRC) yang memiliki  panjang runway 5,500 meter! Nah, sekarang marilah kita berangsur-angsur  melihat bandara yang menempati posisi 10
10. Bandara Minangkabau – Padang ( 2.749 m ). 
Bandara  berkode PDG ini mulai dioperasikan secara penuh pada 22 Juli 2005  menggantikan Bandara Tabing. Memiliki luas total 4.27 km² dengan satu  bangunan terminal untuk penerbangan Internasional dan domestik. Diberi  nama Minangkabau sesuai dengan nama suku yang mendiami provinsi ini, dan  merupakan bandar udara pertama di dunia yang memiliki nama sebuah suku  atau etnis. Bandara ini berada di daerah Ketaping, Kabupaten Padang  Pariaman dan berjarak kurang lebih 19 km dari pusat kota Padang. Bandar  udara ini dibangun dengan arsitektur Minangkabau. Dengan landasan pacu  sepanjang 2,750 meter, bandara ini berada di posisi ke- 10.
9. Bandar Udara Internasional Sultan Iskandar Muda (3.000 m). 
Bandara yang melayani Banda Aceh dengan kode BT terletak di wilayah  Kecamatan Blang Bintang, Kabupaten Aceh Besar, Provinsi Aceh. Bandara  ini dikelola oleh PT Angkasa Pura II untuk melayani rute domestik dan  internasional. Saat ini sudah ada dua penerbangan internasional, yaitu  Air Asia ke Kuala Lumpur dan Firefly ke Penang. Bandara ini juga pernah  difungsikan sebagai basis pengiriman obat-obatan sesudah Gempa bumi  Samudera Hindia 2004, yang hilir mudik dari berbagai wilayah di Dunia,  kepada para pengungsi yang terisolir di berbagai wilayah yang dihantam  Tsunami di Aceh.

8. Bandara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin II (3.000 m). 
Bandara dengan kode penerbangan PLM ini terletak di wilayah KM.10  Kecamatan Sukarame. Namanya ini diambil dari nama Sultan Mahmud  Badaruddin II (1767-1862), seorang pahlawan daerah yang pernah memimpin  Kesultanan Palembang Darussalam. Bandara ini telah resmi menjadi bandara  bertaraf internasional dan bisa didarati oleh pesawat yang berbadan  besar pada 1 Januari 1970. Pengembangan bandara tersebut mulai dilakukan  pada 1 Januari 1990 dengan total biaya Rp367 Milyar. Saat ini bandara  dapat didarati pesawat Airbus A330 dan sejenisnya serta Boeing 747 .   Setelah itu akan ada pembangunan jalan tol Indralaya-Palembang-Bandara  Sultan Mahmud Badarudin II untuk mempermudah akses ke Bandara.

7. Bandara Internasional Polonia (3.000 m). 
Kata  ‘Polonia’ merupakan kata dalam bahasa Latin yang artinya ‘Polandia’.  Sebelum menjadi bandar udara, kawasan tersebut merupakan lahan  perkebunan milik orang Polandia bernama Baron Michalsky. Tahun 1872 dia  mendapat konsesi dari Pemerintah Belanda untuk membuka perkebunan  tembakau di Sumatra Timur di daerah Medan. Kemudian dia menamakan daerah  itu dengan nama Polonia, nama negeri kelahirannya.  Bandara yang  berkode MES mempunyai luas sebesar 144 hektar. Dihitung dari jumlah arus  penumpang, Polonia adalah bandara terbesar ke-4 di Indonesia setelah  Soekarno-Hatta, Ngurah Rai dan Juanda. Dari tahun ke tahun arus  penumpang cenderung mengalami peningkatan hingga 20 persen.  Karena  letaknya yang sangat dekat dengan pusat kota, yaitu sekitar 2 km,  mengakibatkan bangunan-bangunan di Medan dibatasi tingginya. Selain itu,  bandara ini juga diperkirakan sudah atau hampir melebihi kapasitasnya.  Menurut rencana, pada tahun 2012 bandara Medan akan dipindahkan ke Kuala  Namu, di Kabupaten Deli Serdang. 

6. Bandar Udara Internasional Juanda (3.000 m). 
Bandara yang melayani Surabaya, Jawa Timur dan sekitarnya ini, terletak  di Kecamatan Waru, Kabupaten Sidoarjo, 20 km sebelah selatan kota  Surabaya. Memiliki luas sebesar 51 ribu m², atau sekitar dua kali lipat  dibanding terminal lama yang hanya 28 ribu m². Bandara baru ini juga  dilengkapi dengan fasilitas lahan parkir seluas 29 ribu m² yang mampu  menampung lebih dari 3.000 kendaraan. Bandara ini diperkirakan mampu  menampung 6 juta hingga 8 juta penumpang per tahun dan 120.000 ton  kargo/tahun. Bandara Juanda merupakan bandara terbesar ketiga di  Indonesia setelah Soekarno-Hatta dan Ngurah Rai.

5. Bandara Internasional Ngurah Rai (3.000 m).
 Nama  bandara ini diambil dari nama I Gusti Ngurah Rai, seorang pahlawan  Indonesia dari Bali. Bali merupakan destinasi utama wisata Indonesia,  sehingga bandara ini juga dipadati penerbangan dengan tujuan ke berbagai  negara lain. Bandara berkode DPS ini dikenal juga sebagai Denpasar  International Airport.  Terletak di sebelah selatan Bali, tepatnya di  daerah Tuban, Kuta, sekitar 13 km dari Denpasar. Bandara ini adalah  bandara terbesar kedua setelah bandara Soekarno-Hatta. Desain arsitektur  Bali mewarnai terminal bandara. 

4 Bandar Udara Internasional Sultan Hasanuddin (3.100 m). 
Terletak 30 km dari Kota Makassar, provinsi Sulawesi Selatan. Meskipun  berstatus bandara internasional, sejak 28 Oktober 2006 hingga Juli 2008  sempat tidak ada rute internasional kecuali penerbangan haji setelah  rute internasional terakhir Hasanuddin, Makassar-Singapura ditutup  Garuda Indonesia karena merugi. Sebelumnya, Silk Air dan Malaysia  Airlines telah terlebih dahulu menutup jalur internasional mereka ke  Hasanuddin. Air Asia membuka kembali rute Makassar-Kuala Lumpur mulai 25  Juli 2008.

3. Bandar Udara Frans Kaisiepo (3.571 m) adalah  bandar udara yang terletak di Kecamatan Biak Kota, Kabupaten Biak  Numfor, Papua. Bandara ini menjadi pusat penerbangan pada masa  penjajahan Belanda di Indonesia dan pada masa pembebasan Irian Barat.  Landasan pacu yang digunakan masih digunakan saat ini merupakan  peninggalan Belanda yang dibangun pada masa Perang Dunia II. Saat ini,  bandara ini dikelola oleh PT Angkasa Pura I. Bandara ini menempati  posisi ketiga sebagai bandara dengan landasan pacu terpanjang di  Indonesia.

2. Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta (3.660 m). 
 Bandara  yang berkode CGK ini biasa juga disebut Soetta. Terletak sekitar 20 km  barat Jakarta, di Kabupaten Tangerang, Banten. Operasinya dimulai pada  1985, menggantikan Bandar Udara Kemayoran (penerbangan domestik) di  Jakarta Pusat, dan Halim Perdanakusuma di Jakarta Timur. Bandar Udara  Kemayoran telah ditutup, sementara Bandar Udara Halim Perdanakusuma  masih beroperasi, melayani penerbangan charter dan militer. Terminal 2  dibuka pada tahun 1992. Bandara ini memiliki luas 18 km², memiliki dua  landasan paralel yang dipisahkan oleh dua taxiway sepanjang 2,400 m.   Bandara yang dirancang oleh arsitek Perancis Paul Andreu ini merupakan  bandara terbesar di Indonesia.

1. Bandara Hang Nadim – Batam ( 4.025 m). 
Hingga  kini, Bandara Internasional Hang Nadim dengan kode penerbangan BTH ini  merupakan bandara dengan landasan pacu terpanjang di Indonesia.  Beroperasi di tahun 1965 dan sejak 1994 mulai melayani melayani  penerbangan internasional. Dengan landasan pacu sepanjang 4,025 meter,  Hang Nadim mengalahkan panjang runway bandara lain, tidak hanya bandara  Soekarno-Hatta (3,660 m) tapi juga bandara internasional negara lainnya  seperti Changi (4,000 m) di Singapura atau Narita (4,000 m) di Jepang. 
 Sumber : http://citralautanteduh.wordpress.c0m/2011/06/09/10-bandara-dengan-landasan-pacu-terpanjang-di-indonesia/ 
 









0 comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.