Saturday, February 11, 2012

BEBERAPA MITOS KELIRU TENTANG MADU

Sudah di lihat:

Share/Bookmark


Bismillah,
Beberapa anggapan keliru yang ada dimasyarakat seputar hal madu :

Mitos  Pertama :
1.Semut tidak akan menyentuh madu asli.
Pada sarang lebah dapat ditemui suatu mekanisme pertahanan alami terhadap musuh-musuh pencuri madu , salah satu musuh lebah madu adalah semut sebagai serangga yang menyukai benda dengan citarasa manis. Selain memiliki senjata berupa taring penjepit dan racun pada ekor penyengat, lebah memiliki pertahanan untuk mengamankan sarangnya dari jarahan pencuri yaitu berupa lapisan tipis yang menyelimuti bagian paling luar sarang lebah, lapisan tersebut memiliki efek mematikan terhadap kebanyakan serangga , termasuk semut yang memiliki kemampuan mendeteksi lapisan pelindung tersebut.




Semut akan selalu menghindari madu, jika mereka mendeteksi adanya partikel pelindung tersebut,yang jika tersentuh oleh mereka akan dapat berakibat kematian. Kontaminasi partikel lapisan pelindung ini terjadi pada madu yang mendapat kesalahan perlakuan saat panen sehingga sebagian lapisan luar tersebut larut kedalam madu, maka dapat disimpulkan madu yang terkontaminasi lapisan pelindung luar tidak akan disentuh oleh semut. Kandungan pada lapisan pelindung sarang lebah dikhawatirkan dapat mengganggu kesehatan manusia ,walau hingga saat ini belum pernah dipublikasikan adanya penelitian khusus akan hal tersebut.

Pada lapisan dinding sarang lebah terdapat zat-zat sangat berguna yang disebut propolis, Anda dapat mengunyah langsung bagian sarang lebah ini, yang terasa seperti karamel, akan tetapi sangat dianjurkan untuk tidak menelan bagian lilinnya. Propolis adalah cairan tipis pada sarang lebah yang seperti dikuaskan pada dinding dalam sarang lebah yang menjaga sarang tersebut dari kontaminasi bakteri, jamur dan virus. Lapisan propolis cenderung mengering, sehingga harus dicairkan agar bisa dikumpulkan.

Pencairan propolis dengan menggunakan ethanol, atau methanol atau bahkan air hangat, menyebabkan juga larutnya sebagian dari lilin lebah yang merupakan sarang lebah tersebut, sehingga selanjutnya harus dilakukan pemisahan secara khusus. Diperlukan teknologi yang cukup rumit didalam memisahkan cairan propolis secara sempurna dari sarang lebah yang berupa lilin lebah (bee wax), itulah sebabnya, sampai saat ini hanya negara yang maju secara teknologi yang mampu memproduksi propolis tersebut.

Mitos Kedua :
2. Madu selalu menyehatkan.
Adanya kenyataan bahwa terjadi exploitasi besar-besaran terhadap kekayaan alam mengakibat semakin sulitnya ditemukan madu berkualitas dengan harga ekonomis. Hal ini digunakan oleh beberapa pihak untuk menciptakan bahan sintetis/tiruan menyerupai madu yang sulit dibedakan secara fisik,tekstur dan rasanya dengan madu asli.

Kecanggihan teknologi menghasilkan tiruan madu yang nyaris sempurna hingga untuk saat ini hanya dengan uji laboratorium ,keaslian dan kualitas madu asli dapat dibuktikan.

Pencarian akan madu berqualitas yang telah dikemas semakin dipersulit dengan adanya penggunaan bahan pengawet bagi madu berkualitas rendah dan ditambah lagi tingkat polutan di alam seperti tingginya kadar logam berat akibat polusi di udara dan cemaran pestisida yang sering digunakan secara berlebihan pada lahan pertanian dan perkebunan. Residu dari polutan tersebut sering dijumpai telah mencemari madu yang di bawa lebah dan tentu saja membahayakan kesehatan.

Perubahan iklim dewasa ini juga berpengaruh besar terhadap supply madu yang berqualitas, hal ini dipicu dari keinginan sebagian petani madu untuk memacu produktifitas panen di musim paceklik dengan cara memberi makan gula cair ke lebah peliharaannya. Sehingga dapat dipastikan sebagian kandungan madu bukan merupakan madu murni. Untuk mendapatkan madu yang menyehatkan secara mudah cukup dengan membeli produkt madu yang berasal produsent yang telah lama menghasilkan produk berkualitas tinggi yang dibuktikan dengan pengakuan berbagai pihak independent.

Seperti telah diketahui madu sehat dan berqualitas mengandung banyak vitamin, mineral dan zat/enzym yang sangat berguna bagi kesehatan. Untuk dapat menghasilkan madu sehat berkualitas , petani lebah harus mengetahui kematangan madu itu sendiri, yang ditandai salah satunya dengan rendahnya kadar air(dibawah 20%).

Madu muda yang dipanen dengan kadar air yang masih tinggi terlihat lebih encer dan akan mudah berfermentasi. Madu yang rusak akibat fermentasi ditandai dengan adanya gas di dalam kemasannya ( menggelembung atau pecah)yang kadang gas tersebut dapat mudah terbakar. Madu yang telah berfermentasi tidak layak dikonsumsi karena dapat dipastikan zat-zat berguna didalamnya telah mengalami kerusakan.

Madu berqualitas juga mengandung zat anti oksidan yang ditandai dengan warna pada madu tersebut, semakin gelap warna madu semakin tinggi kadar anti oksidan didalamnya. Antioksidan berfungsi sebagai penangkal radikal bebas pada sel-sel tubuh. Radikal bebas dalam jumlah besar dapat memperlemah tubuh dan merangsang pertumbuhan kanker. Selain dikonsumsi madu yang berkualitas juga dapat digunakan untuk antibiotik pada luka di kulit, kosmetika dan lain sebagainya. Oleh karena itu , untuk mendapatkan manfaat madu yang memiliki banyak kegunaan bagi kesehatan dan stamina tubuh, pastikan Anda menkonsumsi madu yang benar-benar berqualitas. Anggapan madu selalu menyehatkan tidak selalu berlaku pada semua madu kecuali pada madu yang memang berkualitas tinggi yang dibuktikan secara laboratorium

Anggapan Ketiga :
3. Madu arab merupakan madu berqualitas tinggi.
Bunga buah kurma adalah sumber dari madu yang sangat berqualitas tinggi, akan tetapi tidak tersedia sepanjang waktu(hanya musim tertentu) , ditambah cuaca dan alam yang extrem membuat koloni lebah sering mengalami angka kematian tinggi bahkan kepunahan, mengakibatkan semakin terbatasnya pasokan madu dan berimplikasi dengan sangat tingginya harga di pasaran (diatas satu juta rupiah/kg), akan tetapi tingginya harga madu tidak dapat dijadikan ukuran akan qualitas madu itu sendiri.

Cuaca panas yang extrem dan lingkungan padang pasir menjadikan budidaya lebah di daerah arab menjadi hal yang mustahil. Hal ini sama mustahilnya jika komoditi madu tersebut dapat diproduksi secara massal dan di jual ke berbagai negara(export). Saat ini dapat ditemukan dipasaran madu "arab" dengan harga relatif murah. Satu hal yang harus diluruskan adalah kenyataan bahwa madu tersebut sebenarnya berasal dari daerah lain yang dikemas dengan skala dan teknology industri di negara arab, strategi pengaburan fakta daerah asal asli(sumber asli) sering dijadikan sebagai salah satu cara strategi pemasaran bagi masyarakat yang kebetulan sangat awam pengetahuannya mengenai madu.

Hal ini dapat di identifikasi dengan harga madu yang relatif lebih murah dari harga madu arab pada umumnya yang sangat tinggi walaupun menggunakan kemasan seadanya. Anggapan/pengakuan sebagai madu arab pada madu jenis tersebut sangatlah tidaklah dapat diterima. Satu pertanyaan yang harus dijawab bagi mereka yang percaya adanya budidaya lebah madu arab yang dapat memasok hasil yang mencukupi untuk dijual/export ke banyak negara ,adalah dimana lokasi budidaya lebah madu di daerah arab yang dapat dibuktikan keberadaanya melalui fakta yang dihubungkan dengan ketersedian pasokan bunga sebagai sumber makanan lebah dan cuaca yang tidak ramah bagi lebah madu?

Dapat disimpulkan keberadaan madu arab yang di pasarkan secara besar-besaran adalah akibat langsung dari era globalisasi dimana sering dijumpai pabrik pengemasan yang isi kemasannya sengaja didatangkan dari negara lain, demikian juga halnya pada negara2 lain (Eropa) yang mendatangkan madu brazil dari petani sekitar hutan amazon yang jauh dari polusi untuk madu jenis natural dan madu akasia dari hutan akasia di Hongaria yang hanya dapat dipanen 1 kali dalam setahun.
Wallahu a'lam.


Sumber : http://madulangnese.info/halmadu.htm


Share

0 comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.